Setiap manusia diam-diam mencintai kekerasan. Sebabnya jelas, kekerasan adalah realitas di manapun. Termasuk Indonesia. Itu sebabnya, barangkali, kita merayakan leher ditebas, mata dicungkil, atau kaki dipatahkan di film-film. Sampai di zaman yang konon modern ini, kita tetap menghayati masokisme, meski berkedok masyarakat beradab. Kita menikmati kenyataan brutal sehari-hari dalam wujud hiperbolis, salah satunya lewat film. Buktinya, ‘The Raid’ jadi film tersukses tahun ini di tanah air, meraup lebih dari 1,8 juta penonton.
Kalau kita amati, film laga tak pernah kehilangan basis penonton. Genre ini selalu ditunggu. Bahkan, rasanya bicara film tidak lengkap kalau belum membahas aksi kejar-kejaran, efek khusus ledakan, sampai koreografi pukul-memukul.
Setelah membandingkan kompilasi pendapat penggemar film dari segala penjuru, termasuk pengalaman sinematik pribadi, saya usulkan urutan tujuh adegan pertarungan paling dahsyat dalam sinema hingga saat ini.
Mengapa pertarungan? Sebab lewat pertarungan, kekerasan paling subtil terwujud. Benturan dua pihak, dengan posisi dan kepentingan berbeda, terjadi secara vulgar.
Ketujuh adegan ini, bagi saya, mampu menciptakan estetika tersendiri. Tentu saja jenis keindahannya berbeda dari lukisan naturalis dua gunung, sawah, plus matahari mengintip di ufuk.
Melalui balutan gagasan segar, tujuh adegan film berikut menimbulkan rasa ngeri, jijik, muak, atau bahkan keasyikan bagi penonton. Tidak cuma jadi ikon kebudayaan, deretan pertarungan terpilih berikut rasa-rasanya melampaui status representasi budaya pop.
Daftar ini saya anggap upaya awal merenungi hakikat kekerasan, terkhusus pertarungan. Saya percaya perkelahian, apalagi yang diolah dalam wujud sinema, kadang tidak memadai dianggap sekadar perkara seseorang menghajar orang lain.
Selamat menikmati daftar subyektif ini. Bila tak sepakat, sila sertakan pendapat anda pada kolom komentar. Mari bertukar hasrat kekerasan. Mari merayakan pertarungan terdahsyat di sinema.
Read More